Bunda, Engkau Adalah Segalanya


Bunda, engkau adalah cahaya penerangku. cahayamu bagai cahaya rembulan yang menerangi setiap ruang di dalam jiwaku. Ruang-ruang hitam gelap yang haus akan sinar-sinar pencerah jiwa yang hangat, yang sejuk, yang penuh dengan kasih, kelembutan dan kebaikan abadi.

Setiap kata yang kau ucapkan adalah mutiara-mutiara penyejuk hatiku. disaat aku terluka, engkau berada di sampingku, engkau menghiburku, mendengar semua keluh kesahku, dan engkau membuat aku tersenyum kembali. Disaat aku mengambil jalan yang salah, engkau hadir dan meluruskan jalanku. disaat aku tidur terbuai mimpi, engkau hadir membelaiku, menyelimutiku dan mendo'akanku agar aku selalu bahagia di dunia ataupun di akhirat nanti.

Bunda, engkau adalah wanita yang kuat. Dulu saat aku kecil, aku selalu berada dalam gendonganmu, engkau membawaku kemanapun kau pergi, engkau membawaku kemanapun kau sanggup untuk melangkah, hingga aku berhenti menangis. Tak pernah sekalipun dirimu mengeluh karena kakimu yang lelah itu, engkau selalu sabar tersenyum, berusaha membuatku ceria kembali, dan selalu membelaiku hingga putra kecilmu ini terlelap dalam hangat pelukanmu. Setiap malam kau menemaniku tidur, jika aku terbangun dan menangis engkau pun ikut terbangun dan kau menimangku walau dalam lelahmu itu hingga aku terlelap kembali.

Mulai dari nol kau mengajari aku berbicara. aku yang terbata-bata saat mengucapkan sesuatu, terus kau latih, kau beri senyuman, kau beri semangat hingga akhirnya aku bisa mengucap satu kata yaitu, "Ibu". Air matamu menetes, karena jerih payahmu berhasil, dan kau merasa sangat bahagia karena engkaulah satu kata pertama yang keluar dari mulut kecilku. dan aku tau persisi, dirimu pula lah yang mengajariku berjalan, sedikit demi sedikit, aku melangkah tertatih-tatih, kau memegangi kedua tanganku, kau tak membiarkan diriku terjatuh.

Bunda, aku sadari, jauh di dalam hatimu menaruh harapan besar untukku, Engkau berkata kepadaNya, " aku harap kelak anakku ini akan menjadi anak yang berbakti kepadaku, menjadikebanggaanku dan bisa memberikanku kebahagiaan didunia dan di akhirat nanti."
Bunda, sejak aku masih dipangkuanmu saat itu, engkau telah membebaniku harapan yang sangat besar. harapan yang tak pernah terucap darimu, dan beban yang tak pernah ku rasakan sampaiaku merenungkan semua ini. maafkan aku bunda, sekarang baru menyadari, banyak perkataan yang keluar dari mulutku bagai pisau-pisau tajam yang menisik-nusuk hatimu. dan perbuatan-perbuatan yang kulakukan yang selalu menyiksa batinmu. maafkan aku bunda, maaf...

Bunda, kasihmu memang sepanjang jalan, di telapak kakimulah dapat ku raih surga. engkau menyimpan harapan besar pada diriku ini, sejak kecil hingga saat ini. kau tidak pernah menagih apapun yang telah kau berikan padaku. tidak ada yang lebih kau harapkan selain aku yang mau berbakti padamu. engkau memang mentari pagi yang memberiku kehidupan, jasamu tak akan terbalas hingga akhir hembusan nafasku. tidak akan ada yang bisa menggantikan cinta kasihmu dalam hidupku.
Bunda, engkau akan selalu ada di dalam hatiku, selamanya...