Inilah Diriku

Malang tak bisa ditolak, untung pergi menjauh. dalam sendiri tanpa ada yang mendampingi. dalam sesal yang tiada arti, dan hanya akan membuat batin terluka. aku hanya raga dengan nyawa, sendiri dalam kelam, sendiri dalam kesepian. hanya lantunan nada dan layar kecil inilah ku hilangkan kesepian. terkadang aku ingin menjadi dia, terkadang aku ingin menjadi mereka.
tapi apa, terpuruk makin mengejar. aku berusaha menguatkan hatiku. berusaha, terus berusaha, tapi tak ada yang datang, hanya tinggal aku termenung tanpa kata, memandang jauh menelusuri ruang-ruang langit. aku tetap berusaha menenangkan jiwaku. perlahan kupejamkan mataku merasakan setiap tiupan sang bayu di setiap aliran darahku.

Tarikan nafas panjang. tubuhku bergetar membuka setiap pembuluh nadiku. aku rasakan udara ini masuk semakin dalam. memenuhi setiap sudut jantungku. mulai ikut mengalir hingga aku terpaku dalam ketenangan. pikiranku bertambah luas, aku melihat setiap sendi kehidupan dalam kepalaku. aku lihat dia yang buta, aku melihat dia yang pincang, aku lihat mereka yang menderita, aku melihat mereka yang sekarat. lalu apa yang aku bimbangkan?
aku mulai sadar aku masih lebih baik dari pada mereka. aku merasa bodoh menyia-nyiakan hidup untuk jadi orang lain. sedangkan Tuhan menegurku, tapi aku baru sadar. aku baru sadar bahwa aku diciptakan seperti ini untuk menjalani kehidupanku sebagai aku, bukan sebagai dia atau mereka. betapa aku menyesal telah menjalani hidup sebagai peniru.

Aku menitikkan air mata, aku sadar bahwa hidup ini hanya sementara, untuk apa jika hanya jadi peniru. ingin kujalani hidupku sendiri tanpa ada yang membimbangkan aku. disisa hidupku ini aku ingin berbuat yang jauh lebih baik. aku ingin selalu bisa mengingat kesempurnaan diriku, kelebihan yang diberikan Tuhan, aku ingin bersyukur. aku bisa jadi aku.
perlahan ku buka mataku. semua terlihat redup. awan menyelimuti langit, memayungi cahaya matahari. aku menarik nafas panjang, melukis senyum dalam wajahku. aku lihat sekitarku, masih sendiri. aku melangkah meninggalkan bangku tua itu, untuk menjalani hidupku yag tersisa, sebagai diriku.


0 komentar:

Posting Komentar